Tulisan ini sekedar mengingat perasaan dan prasangka saya terhadap seseorang yang keren bernama Pandji Pragiwaksono. Ok, kini gw dah bisa menulis namanya tanpa copas dari suatu sumber, namun kebisaan gw ini berawal dari suatu keraguan dari keberadaannya di dunia hiburan Indonesia.
selayak anak kelahiran 90an lainnya mungkin mengenal Pandji adalah suatu fase yang pasti dalam menikmati televisi sebelum internet kencang hadir di Indonesia. Tentunya fase itu ada karena program televisi populer "Kena Deh yang tayang di televisi swasta yang bahkan ditayangkan ulang di televisi swasta lainnya.
Namun gw melihat Pandji pertama kali disebuah acara televisi basket yang disponsori rokok waktu itu. dimalam hari ketika gw lagi seneng-senengnya main basket gw simaklah acara itu. namun peran Pandji sebagai MC cukup mengganggu dan gw agak males nontonnya. kemudian barulah gw bertemu Pandji yang lain di "Kena Deh"yang menurut gw lumayan.
Setelah itu Pandji kerap menjadi host untuk beberapa acara televisi. oia, btw gw bukan pendengar Hard Rock FM jadi gw ga tau kalo Pandji dulu penyiar radio.
Kemudian saat gw masuk kuliah, Pandji mulai open-mic. Setelah Standup Comedy dipopulerkan Alm Taufik Savalas yang rajin hadir di Transtv waktu itu kemudian berhadiran Comic-comic asal Jakarta yang direkam oleh seseorang dan di unggah di Youtube. Ada Sam, Soleh Solihun, Raditya Dika dan lain-lain dengan karakteristik masing-masing, salah satunya Pandji Pragiwaksono.
Betapa pesimisnya gw dengan penampilan doi saat itu dan gw menganggap Pandji cuma ikut-ikutan doang karena ya memang lagi naik saat itu yang namanya Standup Comedy. Apalagi didukung dengan hasratnya yang menjadi musisi yang menurut gw ga ngangkat-ngangkat banget. Dari kebiasaan Pandji yang memilih memiliki banyak kemampuan gw menilai ya Pandji ga lebih dari seseorang yang dengan kepercayaan diri yang tinggi dan keinginannya untuk terkenal.
Tapi medio tahun 2010 itu memang masa di mana gw mulai terbuka pikirannya dengan perihal yang bersentuhan dengan karya. Umur akhir belasan mungkin ada pengaruhnya. Di tahun itu gw semacam menyentuh titik cerah mengenai karya. apapun itu karyanya. Gw mulai memandang karya ga cuma sebatas yang gw lihat atau dengar namun juga gw berusaha menerawang proses yang ada dari lahirnya sebuah karya. Dari situ gw bisa menghargai karya seseorang apapun itu.
Dari sebuah masa keterbukaan itu gw mulai terbuka dengan dunia. Mendengarkan semua jenis musik. Datang ke pameran ke segala jenis output karya, entah foto, lukisan, atau patung. Hal ini ditunjang dengan aktivitas masyarakat Jogja yang ga pernah jauh dari hal-hal tersebut.
Hal ini pun yang merubah pandangan gw terhadap Pandji Pragiwaksono. Gw berusaha menilai doi secara positif, bahwa semua yang ia tampilkan dipanggung maupun berupa bit, lirik, lagu, tulisan adalah karya yang gw harus hargai karena gw punya keinginan untuk paham dengan yang namanya proses.
Beberapa tahun kemudian gw memandang video Pandji, di Youtube diiringi lagu yang sudah di setting, menitikan air mata terisak atas harunya pasca tampil di Taman Ismail Marzuki. Sebuah pencapaian yang hebat menurut gw. Mungkin beberapa orang akan memandang bahwa Pandji ya emang keren, namun menurut gw ini adalah sebuah progres dari proses yang panjang. Ga gampang bikin orang dateng ke suatu acara dengan tiket ratusan ribu untuk nonton Standup Comedy di Indonesia. Namun Pandji dan teman-teman mampu melakukannya ditengah hiburan masyarakat yang kini keramaiannya terlihat hanya untuk jatah musisi saja.
Pandji Pragiwaksono mungkin sedikit dari banyak orang yang mampu menjadikan obsesi dan hobinya sebagai penghidupan dirinya dan keluarganya. Ia mampu me-maintain segala yang ia dapat, ia kenal, ia tahu untuk menjadi sebuah karya-karya yang ternyata dicintai dan dibeli. Ga ada alasan dan keluhan lagi untuk banyak orang yang merasa kesulitan hidup dalam menjalani hidup, semua memang memerlukan proses panjang dan strategi yang matang demi mencapai mimpi yang gemilang.
-tulisan ini dibuat setelah Pandji mengunggah foto bersama di depan Bigbang yang ia tweet dan ditujukan untuk para haters Pandji. Gw merasa sedikit terpanggil karena sempat menjadi salah satu darinya.