gw pernah mencoba mencintai Persija.
Mbeng Jeng (nama asli Mbeng Jean) menjadi primadona di bawah mistar gawang.
gw yang sejak tujuhbelasan di tahun Zola masih main di Chelsea pun, ngefans sama doi.
karena gw kiper dan gw artinya gw harus mencintai sosok yang juga kiper.
dan Mbeng Jean adalah idola gw (juga David Seaman)
walau tak rupawan namun selalu tampil menawan.
tahun itu Persija Juara Ligina.
dan kalo ga salah doi pernah pindah ke PSPS Pekanbaru.
namun mencintai Persija ternyata tidak mudah.
satu waktu gw mau nonton, tapi dilarang oleh paman tercinta yang tinggal di sebrang Stadion Lebak Bulus persis. dan dua jam setelah pertandingan ada berita orang cedera ditembak Polisi.
terima kasih oom.
gw gagal mencintai Persija.
tak punya tim idola lokal gw pun netral.
kalau liga lokal bermain. gw cukup nonton aja.
nonton sampe akhirnya gol atau berantem.
lalu ganti channel.
lama dari waktu itu.
gw bulan lalu ikut bergembira atas Juara PSS Sleman di Maguwoharjo International Stadium.
gw bersama puluhan ribu orang lainnya ikut bergembira di iringi hujan yang membuat flare-flare fans fanatik lebih cepat mati dari biasanya. gw lahir di Tangerang yang harusnya gw ada di Lapangan Benteng. tapi gw menemukan sosok "Local Heroes" di kota dimana gw kuliah.
11 orang dengan seragam hijau-hitam. didukung dengan dana yang dikeluarkan oleh fansnya sendiri.
hidup berkeluarga dari biaya yang dikeluarkan fansnya dan kini bermain sebagai juara dan lahir menjadi pahlawan bagi fansnya.
sosok Local Heroes tadinya gw kira cuma ada di film football america macam "We Are Marshall" atau "42" atau "Green Streets Hooligans".
ternyata secara nyata mereka hadir dan gw ada didepannya.
larut dengan bau rumput maguwo dan air mata mereka yang merayakan sejarah setelah 37 tahun lamanya.
No comments:
Post a Comment