victims

Saturday, September 24, 2011

dung dung dung bandung

suatu saat ada ibu-ibu ditanjakan motornya ga bisa naik.

bejo: di gas mawon bu..
arya : emangnya ibunya ngerti ?
amon: bahasa sunda itu yang penting nadanya 

gw percaya


kejuaraan tahunan hockey di itb adalah saat-saat yang ditunggu , karena gw ga harus mandi  kadang-kadang pasca pertandingan . dingin .
untuk info tentang yang gw lakukan di kota ini tunggu saat yang tepat nanti . karena keyboard warnetnya layaknya makan kikil , alot :)

sekian terima kasih

hap hap

Monday, September 5, 2011

SMILE

biar yang menerima syelalu tersenyum
kedewasaannya sudah mulai datang
jadi harus peka dan senang tersenyum


tetap menyenangkan ya 


N a c

iya sih..

gw diharapkan bisa hidup prihatin di jogja
hidup seadanya
dengan uang yang ada harus bisa nabung
karena jika ditilik dari anak - anak teknik lulusan UGM yang dia kenal dan kini kerja di perusahaan minyak yang lambangnya merah-biru itu..
ya mereka saat kuliah hidupnya susah.
dan kini mereka bisa menikmati hasilnya
bisa buang buang duit buat keliling ASEAN
atau paling ngga, barang-barang bermerk.
tapi entah kenapa gw beranggapan industri yang akan gw geluti sangat dekat dengan kapitalisme
mau gak mau dari sekarang mulai ber kapitalis
diawali dengan gaya hidup.
lagi pula gw jarang makan.
yang gw dapet dari bokap itu lebih sering keluar buat yang menurut gw penting.
hem hem hem


mari prihatin
pri hati n
PRIa berHATI saNtun

Sunday, September 4, 2011

20an

jenjang penting kehidupan ada di fase ini .


dua puluhan


umur 20 sebenernya gw belom boleh nonton filmnya dono-kasino-indro
ataupun filmnya doyok - kadir


karena semuanya 21+


berkarya dan berbahaya
harus dan pasti

Saturday, September 3, 2011

#twnty

diawali temen gw yang berjilbab dan tinggi dan panikan
dilanjutakan oleh adek kelas gw di padus
tiba-tiba temen jogja tau
terus buk boss ngerti
dan temen kuliah pun tau sekarang


ckckck


abad ke 21 . 
kalo di doraemon sih udah ada robot bisa kayang

ya ya ya

dua puluh is twenty
20
twenty itu kecil , kuning , kepalanya gede
oh itu tweety


ya gitu deh


berkarya dan berbahaya
harus dan pasti

Friday, September 2, 2011

"saya belum pernah menyaksikan yang seperti ini"


GAMELLAGGIO LAZIO-INTER DAN RIVALITAS LAZIO-ROMA

Sebuah Catatan Panjang Sejarah dan Kejadian Dramatis

Stadio Giuseppe Meazza, San Siro, Milano, 23 April 2011. Menjelang laga Inter vs Lazio di pekan-pekan terakhir yang krusial di Serie A musim 2011/2012. Lazio sedang bersaing keras dengan Udinese untuk mengamankan tempat di UCL dan Inter sedang berjuang keras menghidupkan asa scudetto yang hampir pasti diraih AC Milan. Ketika kedua tim memasuki lapangan, dari salah satu bagian stadion puluhan flare warna biru langit dinyalakan, disusul pekikan ribuan orang: “A Roma Ce Solo Lazio” atau “Di Kota Roma Hanya Ada Lazio”. Kita yang hanya menyaksikan lewat televisi tentu mengira itu adalah ulah suporter Lazio. Sebenarnya bukan, flare dan teriakan itu justru dilakukan dari Curva Nord Stadio GM oleh puluhan ribu Interisti yang tergabung dalam Boys SAN dan beberapa kelompok ultras Inter lainnya. Baru setelah itu dari sisi Irriducibili Lazio dinyalakan flare warna biru gelap (warna Inter) dan para Laziali meneriakkan “Forza Inter Ale”. Itu adalah ritual selamat datang dari Interisti untuk Laziali dan tanda persahabatan Laziali bagi Interisti. Ritual itu sudah berusia lebih dari satu dekade sejak kedua kelompok suporter ultras menjalin gamellaggio (twinning, persaudaraan). Di Stadio Olimpico, ritual dilakukan sebaliknya. Irriducibili Lazio menyalakan flare biru gelap disertai teriakan “Forza Inter Ale” dan dibalas oleh Interisti dengan flare biru langit dan teriakan “A Roma Ce Solo Lazio.”

Mengapa kita bersahabat dengan Lazio? Karena sama-sama menempati Curva Nord? Dan mengapa Lazio berseteru dengan AS Roma? Karena menghuni kota yang sama? Itu memang salah satu alasan tetapi latar belakang sesungguhnya adalah sebuah sejarah panjang dan kompleks, dimulai bahkan dari saat awal eksistensi kedua klub itu.

Takdir Mulai Saat Kelahiran

SS Lazio dibentuk tahun 1900 oleh para politisi dan usahawan berhaluan politik kanan dan anti-Yahudi serta berbasis pendukung kaum terpelajar dan kalangan menengah-atas Roma. Kelompok berhaluan serupa juga lah yang mendirikan Inter saat melepaskan diri dari AC Milan tahun 1908.

Saat diktator fasis Benito Mussolini berkuasa di Italia, dia memerintahkan semua klub di kota Roma di-merger menjadi AS Roma tahun 1927. Semua mematuhi, kecuali SS Lazio yang menentang dan tetap berdiri sendiri. AS Roma dikuasai oleh golongan kiri dan didukung oleh kelas buruh dan masyarakat Yahudi (kelompok serupa yang mendukung AC Milan). Di kota Milan, Mussolini melakukan hal yang sama, dan Inter melakukan penentangan yang sama sehingga sementara harus berganti nama menjadi Ambrosiana Milano. Sejarah awal ini telah menyemai ikatan antara SS Lazio dan Inter serta menempatkan AS Roma dan AC Milan pada pihak yang berseberangan. Lokasi yang sama di Curva Nord (Lazio dan Inter) dan di Curva Sud (AS Roma dan AC Milan) makin mempertajam perbedaan ini. Dan, tentu saja, faktor lokasi di Kota yang sama menjadikan persaingan Lazio-Roma menjadi semakin memanas. Lazio dan pendukungnya merasa sebagai yang pertama di Roma, sedangkan AS Roma menganggap dirinya satu-satunya klub yang menyandang nama kota.

Persaingan ini sedemikian panasnya, sehingga Derby della Capitale (SS Lazio vs AS Roma) dinobatkan sebagai derbi paling panas di Italia bahkan di Eropa, melebihi Derby della Madoninna (Inter vs Milan), Derby Manchester (MU vs Manchester City) bahkan mengungguli El Classico (Barcelona vs Madrid). Kalau Interisti dan Milanisti hanya panas di dunia maya tetapi bersahabat di dunia nyata, Laziali dan Romanisti berseteru dalam arti sebenarnya, di dunia maya maupun di dunia nyata. Hampir tak pernah terjadi Derby della Capitale tanpa kerusuhan. Tercatat beberapa nyawa melayang dan ratusan orang telah terluka karena derbi ini. Derby della Capitale adalah “neraka” sepakbola Italia.

Gamellaggio Lazio-Inter

Persaudaraan ini terjadi sepanjang sejarah. Tak pernah ada catatan insiden antara Laziali dan Interisti. Kesamaan aliran politik dan basis pendukung membuat kedua kelompok suporter ini selalu rukun. Gamellaggio secara formal terjadi saat kedua suporter bertemu dalam final UEFA Cup tahun 1998 di Paris yang dimenangkan Inter dengan 3-0. Sikap ksatria Irriducibili Lazio dan sikap simpatik Boys SAN Inter membuat kedua suporter mendapatkan penghargaan fair play dari UEFA. Dan saat itu tercapailah kesepakatan persaudaraan antara Laziali dan Interisti yang makin menguat hingga hari ini.

Inilah beberapa kejadian unik yang menunjukkan eratnya gamellagio Lazio-Inter:

Nasib Tragis Zaccheroni, 5 Mei 2002

Pada pertandingan giornata 34 musim 2001/2002 tanggal (match terakhir, karena saat itu Serie A hanya berisi 18 tim), terjadi peristiwa yang unik di Stadio Olimpico pada laga Lazio vs Inter. Saat itu Inter di ambang juara karena cukup dengan mengalahkan Lazio maka mereka akan meraih scudetto mengungguli Juventus. Maka Laziali di Stadio Olimpico, dimotori Irriducubili Lazio mendukung Inter habis-habisan dan meminta Lazio kalah, agar yang mendapatkan scudetto Inter, rival Lazio: Juventus. Sayangnya malam itu para punggawa Nerazzurri gagal meraih scudetto yang sudah di depan mata, kalah 2-4 dari Biancoceleste. Dan Juventus merebut scudetto dengan 71 poin, diikuti Roma dengan 70 poin. Inter sendiri di posisi ketiga dengan 69 poin. Akibat kejadian ini, Irriducibili Lazio mendemo manajemen Lazio dan meminta allenatore Lazio, Alberto Zaccheroni dipecat. Zaccheroni pun akhirnya mengundurkan diri. Dia dimusuhi Laziali justru karena timnya memenangkan laga. Ironis, tapi itulah jiwa Irriducibili Lazio: persahabatan dan solidaritas ditempatkan di atas sepak bola itu sendiri.

Stadio Giuseppe Meazza Tanpa Banner dan Flare, 15 November 2007

Empat hari sebelumnya, seorang DJ terkenal di kota Roma, Gabriele Sandri, seorang pendukung ultras Lazio, menjadi korban tak berdosa dalam kerusuhan antara sekelompok suporter anarkis Juventus dan kepolisian kota Roma. Sandri tertembak di bagian belakang kepalanya oleh polisi. Kerusuhan pun meledak, menuntut keadilan. Tidak hanya karena para Laziali menyerang kantor polisi Roma, tapi juga di Milano, oleh Interisti menyerang kantor polisi Milano, menunjukkan solidaritasnya. Untuk menghormati Sandri, Inter menunda sehari pertandingan Inter vs Lazio di Stadio Giuseppe Meazza yang seharusnya digelar 14 November. Saat pertandingan berlangsung, Boys SAN Inter memprakarsai mengheningkan cipta selama 5 menit di stadion untuk menghormati Sandri. Dan malam itu, di Curva Nord Giuseppe Meazza, tempat para Interisti, sama sekali tidak terlihat sepotong pun spanduk, banner ataupun sebuah flare pun yang mereka nyalakan. Kelompok-kelompok ultras Inter hanya membentangkan sebuah spanduk besar dengan tulisan warna biru langit berlatar belakang biru gelap bertuliskan: “Gabriele Sandri, Kau Akan Selalu Berada di Hati Kami”.

Korban Berikutnya, Jersey No 12 SS Lazio, Minggu, 2 Mei 2010

Stadio Olimpico Roma dipenuhi pendukung Lazio dan Inter yang menantikan pertandingan Serie A giornata 36 musim 2009/2010. Pertandingan ini sangat menentukan bagi kedua tim. Bagi inter, memenangi pertandingan ini akan mempermudah meraih Scudetto, dan akan mengambil alih poisisi cappolista dari AS Roma yang sementara unggul 1 poin. Bagi Lazio memenangi pertandingan ini akan lebih mengamankan diri dari kemungkinan degradasi ke Serie B, karena saat itu Lazio berada di posisi 17 dan hanya terpaut 4 poin dari zona merah.

Ritual gamellagio seperti pada pembuka tulisan ini pun dilakukan. Itu hal biasa. Yang luar biasa adalah banyak bendera Inter dan spanduk-spanduk pemberi semangat bagi Inter dikibarkan oleh Irriducibili Lazio. Yang paling mencengangkan tentu saja sebuah spanduk para Laziali yang ditujukkan kepada para pemain Lazio sendiri: "Kalau sampai menit ke 80 Lazio unggul, kami akan masuk ke lapangan!" Spanduk ini disita polisi tak lama kemudian tetapi muncul spanduk-spanduk lain yang tak kalah mengerikan: "Nando (maksudnya Fernando Muslera), biarkan bola melewatimu, dan kami akan tetap menyayangimu." "Zarate, satu gol saja kau cetak, kami paketkan kau ke Buenos Aires." Rupa-rupanya para pendukung Lazio ingin agar Inter mengalahkan timnya malam itu, untuk melicinkan jalan Inter menuju scudetto. Mereka lebih memilih risiko Lazio turun ke Serie B daripada Roma yang memperoleh scudetto.

Suasana pertandingan pun menjadi sangat aneh. Lazio sama sekali tidak memperoleh dukungan fans-nya sendiri walaupun bermain di Olimpico. Sebaliknya Inter sebagai tamu justru memperoleh dukungan luar biasa. Setiap kali pemain Inter menguasai bola, para Laziali berteriak, "Biarkan mereka lewat!" Malam itu portiere Lazio, Fernando Muslera, bermain sangat gemilang. Tak kurang dari 10 penyelamatan luar biasa dilakukannya. Tiap kali Muslera menggagalkan gol Inter, teriakan cemoohan pun berkumandang ke arahnya. Akhirnya pada injury time babak pertama, tandukan Walter Samuel mengubah skor menjadi 0-1. Stadion bergelegar dan muncul spanduk ejekan dari Laziali bertuliskan, "Oh, Noooo Roma!" dan, "Scudetto Game Over, Roma!"

Di babak kedua mental pemain Lazio (kecuali Muslera yang tetap bermain gemilang) pun runtuh. Kesalahan demi kesalahan dilakukan dan membuat Thiago Motta menggenapkan kemenangan Inter menjadi 0-2 di menit ke 70. Di akhir pertandingan, para pemain Lazio meninggalkan pertandingan dengan sedih dan marah karena merasa “dihianati” Laziali. Presiden Roma, Rosella Sensi mengecam habis-habisan ulah Laziali tersebut. Jose Mourinho hanya berkomentar pendek, "Saya belum pernah menyaksikan yang seperti ini." Asisten pelatih Lazio mengakui bahwa anak asuhnya sangat terpengaruh oleh suasana stadion dan tidak bisa menampilkan performa terbaiknya.

Inter akhirnya merebut scudetto 2009/2010 dengan keunggulan 2 poin atas AS Roma. Syukurlah, Lazio mampu memenangi 2 laga sisa, terhindar degradasi dan menempati posisi akhir klasemen di urutan ke 12. Insiden ini membuat presiden Lazio, Claudio Lotito marah besar. Tahun 2003 Lazio memutuskan untuk mengistirahatkan jersey no. 12 sebagai penghormatan pada Irriducibili Lazio sebagai "pemain ke 12". Tetapi karena kejadian ini (ditambah lagi dengan kehadiran politisi lawan Lotito di tribun Irriducibili Lazio beberapa pertandingan sebelumnya) maka jersey no. 12 ditarik kembali dari peristirahatannya dan pada musim 2010/2011 dipakai oleh portiere kedua Lazio, Tomasso Berni. Musim 2011/2012 jersey no 12 dipakai oleh difensore Marius Stankevicius. Satu bukti lagi, bahwa bagi Irriducibili Lazio, persahabatan dan solidaritas adalah yang terpenting.

Kawan dan Rival Bersama, Bagaimana di Indonesia?

Sejarah telah berbicara, dan akhirnya menempatkan AS Roma, AC Milan dan Juventus sebagai rival bersama Lazio dan Inter. Di Indonesia, gamellagio Lazio-Inter ini masih sangat kurang terasa. Tak jarang Laziali dan Interisti justru terlibat perdebatan panas di berbagai grup dan fanpage. Padahal di Italia, persaudaraan ini demikian erat di dunia maya dan di dunia nyata. Yang telah ada adalah menempatkan AS Roma, AC Milan dan Juventus sebagai rival bersama. Satu keanehan lagi di Indonesia, Milanisti dan Juventini cenderung bersahabat, sementara di Italia, mereka berdua adalah rival.

(Dari berbagai sumber: forum LaCurvaNord, LazioForever, ForzaInterForums, UltrasLazio dan IrriducibiliLazio).

ntar

ntar adalah kata yang magis
semuanya bisa terlewatkan dengan kata, ntar
menghipnotis diri sendiri. 
ntar
adalah kata dasar dari , sebentar.
tapi agar lebih menembak dan lebih tegas serta terlihat agak maskulin
kata sebentar di potong menjadi
ntar
beberapa orang mungkin mengucapkannya dengan kata, bentar
tapi bentar kurang menghipnotis
karena kata bentar , atau sopannya bentar ya.
hanya bertahan 3-5 menit.
namun kata ntar
bisa bertahan hingga 1 bulan
dan teringat kembali ketika...

denda buku perpus sudah menunggak
denda rental dvd sudah merusak awal bulan
motor tahun 2000an udah serasa astrea yang udah keliatan kabel kabelnya
dan
tak terasa sudah 6 tahun kuliah

ntar

magis

menghipnotis

hati-hatilah anak cucu adam

hati-hati 

ntar

glukosa

setelah di teror anak dibawah umur yang cerita tentang landing yang gagal dan meledak saat di pesawat tadi. gw pulang naik ojek, karena takut kalo naik yang lain. takut landingnya gagal (baca: mahal) . cukup 25.000 dan sampai dengan terkentut masuk angin saat didepan kost.


setelah masuk kedalam kamar. gw disambut dengan meriah oleh semut semut nakal. nakal karena mereka kebanyakan pake setoking jaring-jaring, tengtop, atau hotpens macam di pantai. 
semut semut nakal tersebut sedang asik mondar mandir caper sama gw .


setelah 20 detik menjelang, mereka berhasil menarik perhatian gw. gw ambil sapu pink gw, terus langsung gw usir keluar.


kira kira 11 detik kemudian, ternyata nongol lagi tuh semut semut. macam musuh di resident evil. ga abis abis. gw sapu muncul lagi gw sapu muncul lagi
sampe disuatu titik jenuh, gw bawa minyak tanah. terus...
terus karena gw takut disiram balik sama semut semutnya, gajadi gw bakar deh mereka.


hem hem hem


sebagai makhluk berakal, ya setidaknya sedikit berakal. gw ikutin tuh arah jalan si semut semut nakal. nak ternyata mereka berasal dari lobang pembuangan aer di kamar mandi.
dengan semangat hingga berpeluh. aer di ember gw buang semua kelantai. dan...


kini mereka sudah pergi :)


maaf mengganggu arus mudik kalian semut semut nakal


dan kini gw kembali di jogja. merajut cita-cita . mengalun masa depan.