victims

Monday, January 30, 2017

Akhir Fulan

Januari ini cukup menarik karena ada beberapa ektiviti yang terkenan di hati, seperti Sarapan Jazz dan menyaksikan Endah & Rhesa secara langsung (dari samping panggung). Februari tentunya diharapkan ada hal yang lebih-lebih. Paling nggak, setiap bulan ada yang begini-begini. Menambah cerita untuk anak-cucu kita nanti ((kita))

Sarapan Jazz menjadi event yang menyenangkan karena ada banyak teman baru yang saya temui. Yes, dengan teman kuliah yang tersisa beserta teman kerja, teman band, teman dari circle irisan teman-teman lama ini, saya  tidak punya teman baru lagi. Maka akhir-akhir ini agak freak dalam berkenalan. Siapa-siapa diajak kenalan. Untungnya di Sarapan Jazz bisa berkenalan dengan enak karena ya.. kan satu acara gini masa ga kenalan.

Liburan Indie menjadi resolusi pertama yang terealisasikan. Lagu yang ciamik ini kerap saya dengarkan via Spotify. Meski tak terlalu hafal liriknya, tapi pasti manggut-manggut dan kadang saya ulang-ulang. Beberapa hari setelah Sarapan Jazz, saya akhirnya menyaksikan Endah & Rhesa dari Soundcheck hingga main penutupan. Saat itu juga berkenalan dengan beberapa kru-nya yang asik asik. 

Lumayan lah ya bisa ngisi-ngisi blog ini, agar aktif terus.


Februari ?
kurasa harus lebih dari cinta-cintaan semata ya 

Thursday, January 19, 2017

Sexy Back

Pertanyaan yang selalu muncul ketika menonton pertunjukan musik atau dalam tugas jaga panggung. "Kenapa sih pada seneng banget yang foto-foto atau yangrekam rekam video ini naik-naik atau ambil gambar lewat dari belakang panggung ?"
mungkin ingin mencari ((sudut pandang lain)) ya. 

Tapi kan gambar itu lebih bagus kalau ada muka artistnya, kemudian lampunya juga lebih jelas atau alat yang dimainkan juga lebih terlihat kan. Apa yang didapat sih kalau ambil gambar dari backstage / sidestage yang mana disitu yang sering ketutup oleh orang-orang lain (termasuk saya yang kadang sengaja ngalang-ngalangin :p).

kenapa foto-meng-foto atau rekam merekam di atas / belakang panggung itu tidak baik ?
jawabannya simple, karena mengganggu.
mengganggu siapa ?
Pertama, artist. 
Mungkin saja artist jadi terganggu karena menjadi tidak fokes ketika bermain myuzik.
Kedua, kru panggung.
Mungkin saja ada tindakan atau aktivitas yang mana terhalangi karena adanya seseorang yang seharusnya tidak disitu. Lebih ditakutkan lagi jika ternyata ada barang yang rusak, kabel yang tersenggol, alat terinjak dan lainnya yang membuat pertunjukkan runyam.
Ketiga, Penonton
Panggung disediakan untuk artist mempresentasikan karyanya dan bergembira bersama penonton. hore-hore. Ketika ada orang lain di atas panggung pastinya menjadi fokus lain yang mana..

"WOY GW MAU NONTON XENA XENITA, BUKAN ELU !"

Keempat, fotografer / videografer lain.
Untuk mengambil gambar di panggung ada banyak unsur yang memperindah, yakni kehadiran artistnya itu sendiri, alat musiknya, lampu, asap dan seterusnya. Gagal sudah keindahan itu jika ada objek lain yang tau-tau ada disitu menodai objeknya, dan hal lain yang mungkin cuma bisa dipahami oleh fotografer atau videografer panggung.

Kelima, yang bikin acara
baik itu EO, atau kampus atau perseorangan atau sebuah lembaga dan apapun itu sebutannya. Bisa jadi ada omongan 

"gimana sik ini yang bikin acara, gua mau nongton Apoy Wali solo gitar malah ditutupin rangorang motret / mideo"

"TAPI KAN SAYA PANITIA MAS ?"

Yes, panitia pun harus menghindari hal ini sebenarnya. Kru panggung yang punya kepentingan lebih saja harus seminim mungkin outframe dari panggung. Jika ada fotografer/videografer resmi artist pun harus melewati izin Stage Manager. Treatment saya sendiri biasanya saya berikan waktu di satu lagu. entah lagu yang mana yang kiranya sang fotografer/videografer bisa dapat gambar bagus. Mungkin dilagu itu memang sang artist cukup atraktif atau alasan lainnya.

Hal ini terlalu kerap terjadi sehingga sepertinya butuh aturah khusus yang harus diketahui secara umum mengenai foto-meng-foto dan video-meng-video di dalam suatu pertunjukkan. sebuah aturan yang memang dibahas secara masif oleh orang berpengaruh di dunia pertunjukkan baik musik, tari, teater dan lainnya agar banyak orang sadar dan mengetahui bahwa yang mereka lakukan itu kurang baik bagi banyak pihak.

Begitu kira-kira keluh kesah saya yang siapalah ini hanya buruh angkut di panggung yang kadang masih suka in-frame panggung amerga ketakutan yang tinggi karena pertunjukkan yang kelewat atraktip. Jadi maap kalo ada yang kena larang saya kalo kebetulan saya yang jaga panggungnya. begitu.


Sarapan Jazz 2017
(gambar agak burem, makelum hape korea)
Coba liat pemandangan begini, lebih enak kan.

Monday, January 16, 2017

Pesan Tony

Bukan tentang guru geografi saya saat SMA.
Tony Awards adalah penghargaan untuk tokoh-tokoh Teater di Amerika sana.
Setiap tahun para pelaku seni teater dari hulu hingga hilir diberi penghargaan atas kontribusinya di tahun tersebut, aktris, aktor, penata cahaya, penata suara, produser dan seterusnya.

Beberapa hari ini saya rajin menyaksikan beberapa pembukaan dari award tersebut, seenggaknya ada 3 Tony Awards Opening yang kerap saya saksikan, yakni tahun 2012, 2013 dan 2016. Pembukaan tahun 2012 dan 2013 dipandu oleh Neil Patrick yang sangat kondang sebagai opener malam penanugrahan seperti Oscar, Emmy dan People Choice Award.

Setiap pembukaan Tony punya pesan-pesan menarik kepada dunia tentang Teater. Tahun 2011 Tony Awards mengangkat tema, bahwa teater bukanlah tempat khusus untuk para gay atau homoseksual, teater itu milik semua lapisan masyarakat tak peduli latar belakangnya. 

2013 membawa pesan yang lebih besar dengan "make it bigger". Mereka percaya bahwa teater dapat menjadi tempat yang lebih baik dan lebih besar untuk semua penikmat, pekerja dan semua orang-orang yang bermimpi menjadi bagian dari Broadway.

Favorit saya adalah Tony Awards dipandu dan dibuka oleh penampilan ciamik James Corden, pemandu acara Late Late Show yang kini booming dengan Carpool Karaoke-nya di Youtube,  yang tidak punya latar belakang teater membuka Tony Awards dengan rapih dan jenaka. James membawa pesan yang cocok dengan latar belakangnya "this could be you". Pesan yang sangat baik menggugah untuk anak-anak teater manapun yang menyaksikan. Pesan yang membuat penegasan bahwa.. kamu bisa saja ada di atas panggung ini sebagai apapun suatu saat nanti. Pesan yang membuat mata orang-orang bahwa segalanya dapat terjadi, seperti James yang mungkin di hati kecilnya memiliki keinginan dapat tampil di teater dan malam itu segalanya menjadi nyata.

Melihat festival-festival serupa di Indonesia, belum ada kiranya yang memiliki pesan-pesan seperti itu. Semua masih terpaku pada tokoh. Siapa yang terkenal saat itu ? Pasang saja di pembukaan agar meriah dan semua senang. Rating tinggi dan pemilik TV bahagia.

Jika pembelaannya. Wah orang TV belum mampu buat hal yang begitu. Ada banyak pekerja-pekerja seni yang sering membuat hal serupa, tidak harus orang dalam. Bisa hire orang luar perusahaan yang kemudian bisa mendesain segalanya agar menjadi hal yang baik.

Contohnya ?
Satu-satunya Teater musikal besar yang pernah saya tonton, Laskar Pelangi. Secara logika prosesnya sama, tinggal adanya keinginan untuk membuat hal yang baru di festival di Indonesia yang sayangnya hanya sebatas ini...



Setelah itu memang harus ada yang memulai. memang ongkos produksi pasti besar karena harus latihan dan mendesain tarian, lampu, visual dan seterusnya. Tapi proses yang baik itu pasti dapat membuahkan sebuah karya yang dapat menaikkan standard festival di Indonesia.


Untuk itu link video Tony Awards yang saya bahas di atas, akan saya sertakan di bawah ini.
enjoy ~


Tony Awards 2012

Tony Awards 2013


Tony Awards 2016


Tony Awards 2011

Tuesday, January 3, 2017

Aurot

Fenomena lepas jilbab cukup ramai ditemui di kampus saya. FISIPOL UGM.
Sejak SMP atau SMA berjilbab kemudian melepasnya di saat kuliah, antara semester 1 dan 2.
Kadang agak gak berani untuk tanya "eh kenapa lepas ?"
Tapi di beberapa kesempatan, karena hasrat manusia yang paling besar ialah "ingin tahu" maka haruslah saya tanyaken.

"kenapa lepas ?"

Jawabannya cukup tidak memuaskan, karena kebanyakan menjawab...
"tiba-tiba pengen aja" "pengen aja" "ya pengen aja"

Mungkin ada jawaban lain dari mereka yang belum boleh saya ketahui. yes, slice onion theory. (pake teori biar kepake kuliahnya). Gelombang lepas jilbab ini cukup besar dan ternyata tidak terjadi saat jaman kuliah saja, tapi setelah lulus pun terus ada aksi-lepas-jilbab yang cukup masif.

Jadi kalau ada anggapan UGM adalah kampus Sesat, kafir, liberal, syiah, komunis, sosialis, PKI, LGBTQ, Ahokers ! Tentu saja salah.
Karena UGM kampusnya Jokowi.

dan Jokowi selalu salah.

Selain aksi-lepas-jilbab.
karena kata "aksi" sedang naik SEO nya saya sengaja pake kata ini.
oke.
Selain ada aksi-lepas-jilbab ternyata besar pula aksi-pakai-jilbab.
hmmm
saya masih enggan pakai kata hijab. Karena tidak familiar dimulut saya, begitu.

Aksi-pakai-jilbab muncul beriringan dengan berjilbabnya Dewi Sandra, kemudian  Ayat-ayat Cinta yang booming hingga ke luar negeri, dan Sunsilk mengeluarkan shampoo yang membuat perempuan lebih nyaman dengan berjilbab.

Kemudian banyak selebriti yang berjilbab buka butik jilbab dengan mode yang ini itu warna-warni. Youtube dihujani tutorial memakai jilbab agar modis dan masa kini dengan waktu yang singkat.

Perkembangan yang begitu cepat sehingga mereka menjadi sebuah komunitas yang besar, kerap mengundang desainer baju muslim tuk berbagi tips dan trik berjilbab, tak lupa Wardah sebagai brand islami terkemuka ikut andil (dan untung besar) dalam  meledaknya fashion "islami" (lebih tepat Arab Wave) ini.

tak heran terlalu banyak orang mendadak berjilbab. Layaknya betapa ramai orang di mall dan keramaian memakai kaos dan dasi ketika sk8ter boi-nya Avril Lavigne ramai di MTV. dan semua anak memakai plester di tubuhnya yang tanpa luka, karena Sherina.

Tapi, tetapi, namun..
tidak semua yang tiba-tiba berjilbab itu korban mode atau ikut-ikut belaka atau latah. Tak sedikit yang menganggapnya sebagai, hijrah. Pembaruan diri, pendewasaan diri atau bahasa lain-lainnya.

Yang namanya memulai itu sulit lho..
bagi saya, orang-orang yang akhirnya memutuskan berjilbab di usia dewasa sangatlah keren. Banyak yang makin dewasa semakin meninggalkan kepercayaan dan sangat duniawi, di samping itu ada pula yang semakin menemukan keagamaannya dan akhirnya melangkah lebih dekat dengan memenuhi kewajiban-kewajiban lainnya, seperti..

menutup aurat, menikah, naik haji dan seterusnya.

yah, pakai tak pakai semoga tetap jadi orang baik.
baik jiwa dan raganya.

Setahun Kemarin

Ternyata lama juga ga mengisi blog ini.
setahun.

Sibuk asik (ga asik-asik amat sih) di blog sebelah, kini akhirnya muncul tekad untuk kembali menulis di sini. Menulis tanpa beban, dengan tema yang seadanya dan ditulis tangan (ketik) oleh orang yang setahun yang lalu berhenti nulis di sini.

Berarti udah setahun juga ga meramaikan timeline media sosial dengan link dari blog ini. Mungkin 2017 bisa agak adem dengan adanya link dari lomonoblablabla setelah seharian isinya keekstriman orang lain dalam mendukung ini dan itu dalam politik dan agama.

resolusi ?
bisa hidup aja, bahagia dengan banyak teman dan tidak mati.
banyak berbuat baik, banyak menghasilkan unggahan "karya" di dunia maya dan..
bisa keluar negeri dengan uang negara sendiri atau negara lain.
mari dimulai dengan
dengan menyebut namaNya yang maha pengasih dan penyayang

niat yang baik semoga Tuhan merestui dan semesta....
2017  mungkin punya sinonim dari semesta..
biar ga menstrim aja, walau kata kifurai menjadi menstrim belum tentu jadi yang terbaik.