victims

Tuesday, July 7, 2015

Cerita Jamrud

Lagu-lagu Jamrud menemani saya dan teman-teman di jemputan sekolah saat pulang. 
Bukan dari kaset atau CD.
Kita nyanyi-nyayi sehafalnya dari lagu ke lagu.
Lagu yang sering jadi plesetan adalah "Terima Kasih" . Kerap dikatakan ketika ingin ngomong "terima kasih" kepada seseorang... kemudian spontan.. keluar nada lagu "Terima Kasih"-nya Jamrud.

"terema kaseeeeh kooo...."

Saya sendiri belum gemar dengar radio dan beli kaset.
Saya ketemu Jamrud saat nongrong di MTV. Selain MTV, Jamrud juga kerap dinyanyikan di Pos Ronda dekat rumah ketika malam hari, selain lagu SO7, Bip, dan beberapa lagu barat.

Harus diakui Jamrud salah satu band yang kuat karena narasi di lirik-liriknya.
(nulis gini pengaruh awe)
Lagu-lagu Jamrud selalu menceritakan sesuatu.
liriknya ditulis seadanya, selewatnya dikepala.
bisa dibilang terlalu jujur.
walau lirik atau tema lagunya terkesan jenaka atau porno
namun tetap serius, bukan parodi.
musik yang digarap pun juga maksimal.

narasi dalam lagu Jamrud menggambarkan keseharian yang remeh.
sering terjadi seperti hamil diluar nikah, cerita bertemu mertua, ditinggal istri hingga kado ulang tahun. penyusunan cerita di lirik lagu Jamrud sangat runtut sehingga pendengar akan mudah hafal urutan lagunya dan mengerti apa cerita dibalik lagu tersebut.

cerita yang menarik tentunya ada di lagu "Surti & Tejo" yang bicara tentang Tejo yang kembali dari kota dan membawa "budaya kota" ke kampungnya.
dan ending lagu yang sangat terkenal, yakni pada bagian

"...Surti.. fuck you.."

ada cerita lain yang juga menarik, seperti pada lagu "Ningrat" tentang keluarga pasangan yang kolot dan uniknya masih relevan hingga kini yang mana pertanyaan rasial dari asal orang tua, marga, agama hingga ke pekerjaan orang tua masih menghiasi ketika pertama kali main ke rumah pasangan.

juga cerita "telat tiga bulan" yang mungkin terdengar patriarki karena liriknya menyalahkan perempuan yang mau "berguling-guling di atas pasir" karena "...kau mau saat ku rayu..". namun kalau ditelisik lagu ini lebih kepada penyesalan sang laki-laki karena melakukan hal tersebut.

beberapa lagu favorit saya juga memiliki pembendarahan cerita yang menarik, seperti

"Dokter Suster" yang bagian terbaiknya ada pada 
"pake infus.. hampir mampus.." (ini bagian yang paling dihafal orang)
atau bagian yang colongan
"Anjing...edan.. apa salahku."
"seluruh badan memang sakit, tapi hati yang paling sakit"... aih

kemudian pada lagu "Pelangi di Matamu" yang menurut saya bagian yang paling puitisnya ada pada 

"mungkin butuh kursus.. merangkai kata... untuk bicara..." sedap.


Posisi Jamrud di setiap karyanya konsisten bicara sebagai kaum menengah, sedikit payah.. mungkin bisa dibilang mewakili kaum proletar.
Jamrud seperti bicara bahwa kaum ini bukan hanya punya cerita mengenai sembako mahal atau harga BBM yang selangit. kaum proletar juga punya cerita cinta yang asik untuk dikulik. 
Entah cerita cinta yang gagal, cinta yang digantung, cinta yang seadanya hingga cinta jarak jauh.

Saya mengenal Jamrud hanya apa yang populer dari mereka.
saya tidak mendalami mengenai pergantian personel mereka atau bagaimana akhirnya, Krisyanto balik lagi ke Jamrud.

Jamrud mungkin dinilai terkenal karenatema yang nyeleneh.
disamping itu Jamrud mampu dikenal karena narasi mereka yang menyentuh banyak kalangan (sehingga mudah dihafal). Jamrud juga membuktikan bahwa tidak butuh lirik puitis untuk menjadi dipuja-puji. menjadi jujur pun bisa makmur.





Monday, July 6, 2015

Lika-liku Martabak

Perkenalan saya dengan Martabak terjadi kira-kira 15 tahun yang lalu. Orang tua saya paling tidak seminggu sekali pulang di malam hari membawa plastik hitam berisi kotak putih dengan empat lubang di atasnya dan direkatkan dengan karet gelang merah.

terkadang ada dua kotak, yang dengan mudah ditebak.
mana Martabak manis dan mana Martabak telur.
Martabak manis yang dibawa orang tua saya selalu rasanya cokelat dan ada kacang serta wijen ikut serta di peraduan antara dua sisi martabak.
jika beruntung ada lima hingga sepuluh buah cakwe, bakpau goreng dan kukus menyertai.

keduanya punya peran tersendiri ketika hadir di meja makan.
Martabak cokelat hadir sebagai cemilan.
Martabak telur kerap dijadikan lauk, bersama acar dan saus tauco-nya.
dan jika keduanya tidak habis dimakan pada malam itu, akan dijadikan sarapan oleh ibuk saya.

pengalaman berikutnya bersama Martabak adalah ketika orang tua saya membawa saya ke paling indah di negeri ini, Pasar Ciputat.

Saya bertemu langsung dengan sang penjual.

Gerobaknya bertuliskan "Martabak Bangka Spesial"
dikepalai oleh pasangan tionghoa dan diburuhi oleh orang pribumi.
sangat menarik melihat mereka membuat makanan-makanan yang sering saya santap.

Dimulai dengan memukul loyang martabak dengan kain.
mengaduk gayung berisi adonan.
kemudian adonan dituang dan diratakan dengan ciduk plastik.
sebelum matang, adonan diberi gula pasir yang cukup banyak.
dan ditutup.

Dimeja sebrang, di atas bidang plastik yang luas, salah satu perupa martabak telur sedang memainkan adonan Martabak. dari gumpalan hingga meluas seluas bidang yang tersedia.
kemudian, di wadah logam, sang perupa mencampur dua telur bebek dan segala bumbu yang diperlukan..
dan dituang di atas adonan yang sudah merebah di atas loyang panas.

Semua orang pasti sepakat, bahwa kaleng mentega bergambar Unta adalah penentu kenikmatan saat menggigi Martabak. Kaleng tersebut seperti dijampi-jampi.
Setiap gigitan rasanya seperti gigitan pertama.

Persembahan dari penjual Martabak ini sulit dilupakan. karena paling tidak, hingga saya lulus SD sering berpapasan dengan sang penjual yang senyumnya luas ini.
tidak jarang adik saya mendapatkan bakpau atau cakwe gratis dari sang bapak ketika sedang di pasar.

Beranjak dewasa, Martabak Bangka Spesial dari Pasar Ciputat semakin jarang mampir di meja makan. Kini Ibu saya memilih untuk membeli Martabak di dekat komplek atau di daerah Pamulang yang antre-nya cukup panjang karena terkenal enaknya (setelah saya coba terlalu basah, membuat eneg)

Memasuki tahun 2010 mulai lahir inovasi-inovasi pangan yang cukup radikal.
salah satunya yang terkena imbasnya adalah Martabak.
Martabak mulai diisi dengan isian yang "premium"
selai dan taburan cokelat kelas atas menghiasi garis tengah di antara kedua Martabak.

Isi Martabak menjadi lebih penting ketimbang Martabak itu sendiri.
tanpa disadari kualitas Martabak menjadi menurun.
Martabak enak yang dahulu ditentukan dengan proses pengkaryaannya... dari bahan mentah, menjadi adonan, dan bagaimana sikapnya ketika sedang dimasak hingga proses potong yang sakral kini proses itu dimudahkan asalkan isinya yang enak (belum tentu enak).

Harga Martabak memang terus naik, paling mahal kini ditaksir seharga 40ribu rupiah.
Martabak Premium hadir dengan mimpi-mimpi yang dibawah melalui isian kelas atas dan menyebabkan harga Martabak enak seakan harus tinggi pencapai 150ribu rupiah.

Penjual Martabak adalah perupa. Memiliki jam terbang yang tinggi dan passion yang kuat dalam memasak Martabak sehingga hasilnya akan pas dan konsisten. Kini siapapun dapat menjadi penjual Martabak asalkan memiliki alat masak sendiri, resep dari google dan youtube dan modal yang besar untuk menyediakan isian kelas tinggi.

Kini konsumen hanya bisa tinggal memilih.
Memilih gengsi atau keindahan.

Thursday, July 2, 2015

Lampiasan Pulang

Lama tak pulang membuat gw ingin melampiaskan beberapa hal yang mungkin nanti bisa ditemui ketika udah ada di bumi Tangsel yang indah.


***

1. Masakan Manado Mamak

urutan pertama yang harus dan selalu harus ditemui ketika pulang nanti. Secara mamak gw baru aja pulang dari Manado mungkin beliaw bawa ikan-ikan atau oleh-oleh menarik dari sana. yang belum tau Manado, ehm. banyak yang ga tau Manado itu ada di Sulawesi. Sulawesi adalah  pulau yang berada di sebelah timur Kalimantan. Bentuknya unik seperti orang sedang lay-up. Manado ada di Sulawesi Utara yang artinya ada disekitar ujung utara Pulau Sulawesi. Begitu.
Dari Jogja gw sudah berharap semoga hidangan di atas meja nanti berupa ikan-ikanan yang syur dan mimpi gw adalah bisa berbuka dengan pisang goreng + dabu-dabu. (lap iler, lap ingus, lap keringet).
Pisang goreng + sambel adalah cemilan sehat berenergi dari Manado. Mungkin bukan cuma manado, tapi di Kalimantan - Sulawesi - Ambon beberapa daerah yang memiliki kebiasaan menyantap pisang goreng dengan sambal. Pisangnya sendiri jangan bayangkan pisang yang cemen kayak di Jawa. Pisang sana besar, tebal dan bikin kenyang.

2. Jogging Keliling Komplek

Karena sudah makan, harus diimbangi dengan terbakarnya paling ngga sedikit lemak dari yang sudah di asup. Jogging keliling komplek udah kayak ritual sendiri sih kalo pulang ke Tangsel. selain mencari keringat juga mencari tahu ada apa aja perubahan dengan cara keliing komplek. kalau beruntung ketemu bapak-bapak yang akan nanya (udah selesai kan ya ?)

3. Makan Bakmi GM

Jogja yang berhati nyaman ini tidak punya Bakmi GM disegala sudut kotanya. hati ini rasanya tidak nyaman kalau pulang namun tidak icip nasi goreng atau mie goreng atau pangsitnya yang tipis namun asik itu.

4. Makan Bakmi Japos

legenda mie di seluruh alam semesta. Kurang diketahui mengapa namanya Japos namun yang gw ketahui adalah rasanya entah mengapa merasuk ke relung hati. 

5. Naik Motor

secara random, sangat berbeda naik motor di Jogja dan di Tangerang Selatan. Ada suasana yang berbeda saat di jalan, kemudian parkir dan menyalakan motor kembali. Lalu lintas yang agak lenggang sedikit macet. ini di Tangsel lho, makanya sedikit tidak macet diwaktu tertentu. modus lainnya sih sebenarnya penasaran sama jalanan Tangsel apa aja yang berubah. dll..

6. Makan di Warteg

Naik motor tadi cuma selingan biar ga keliatan makan terus pas pulang nanti. Warteg adalah salah satu pesona wisata Tangsel yang kurang digemari. Masakan Warteg entah mengapa sangatlah menarik. Lauk yang Bhinneka dicampur menjadi satu dilengkapi teh anget tawar betapa nikmatnya. Hal ini harus gw lakukan ketika pulang nanti.

7. Beli Tiket Ke Jogja

Demi mengejar gelar sarjana rasanya jangan lama-lama di Tangerang Selatan.

Berikut rangkaian yang harus gw lakukan, meskipun ada beberapa hal penting yang tidak harus ditulis misalnya ke Slipi (eh malah gw tulis).