victims

Tuesday, July 22, 2014

Cerita Dewasa

Hari ini bertambah umurnya karena waktu tidak bisa dihentikan. Arusnya sederas cerita-cerita dari hati dan pikiran Risa yang terus terlantun nada demi nada di telinga kami-kami ini , the happy family.
Tidak harus mendoakan, namun cukup mengamini doa-doa yang dilayangkan mereka Sarasvati karena tentunya mereka lebih tahu yang mereka inginkan.

Sunyaruri hadir sebagai pertanda sepertinya Peter, Hans, Will, Hendrick dan Yanshen tidak lagi hadir sebagai penonton paling depan dari pertunjukan Sarasvati. Namun itu bukan pertanda buruk. Hal itu juga dapat menjadi pijakan Sarasvati untuk akhirnya melantun cerita-cerita dewasa. Hal ini sudah ditandai dengan lahirnya tokoh Ananta Prahadi. Mungkin kedepannya akan ada lagi yang seperti ini.

"Ijinkan saya bercerita..." itu yang Risa katakan dalam deskripsi kumpulan tulisannya. Risa menjadi moderator bagi "mereka" dan kita di sini. Setiap ceritanya ada banyak arti yang disampaikan yang diantaranya ialah mengenai menghargai kehidupan, menghargai perasaan hingga bagaimana menyikapi nikmat dari Tuhan dengan terus bersyukur dengan segala bentuk nikmat, sekecil apapun itu.

Terima kasih Sarasvati atas karyanya yang sejak tahun 2009 hadir menemani hingga kini dan tentunya hingga nanti.

Pegawai Negeri Swasta

Pasca pertemuan tidak rahasia di salah satu gerai makanan cepat saji kemarin, kemarinnya lagi malam-malam, bersama seorang perempuan yang sudah sarjana, gw dalam perjalanan pulang teringat keinginan gw untuk berbaju safari nantinya. Pada awalnya gw agak pesimis dengan kehidupan aparatur negara karena rutinitas mereka yang gw juga ga tau sebenarnya mereka itu ngapain. Namun beberapa saat lagi kita akan mendengar pengumuman resmi pemilihan presiden 2014. Dari sini ada hal positif yang tiba-tiba muncul ke benak gw bahwa sepertinya akan ada yang berbeda di pemerintahan yang baru ini.

Perempuan yang gw ajak kencan kemarin menyatakan bahwa ia ingin hidupnya nanti bermanfaat untuk orang banyak. Maka ia tertarik untuk tergabung ke lembaga sosial masyarakat dan tidak memperkaya diri sendiri secara materi kemudian lebih memilih memperkaya masyarakat dengan apa yang bisa ia lakukan.

Gw di pertengahan tahun lalu beberapa kali kecewa (hingga kini sih) dengan keputusan atau kebijakan dari pemerentah khususnya di beberapa kementrian, yaitu Kemenpora - Kemenbudpar - Kemenkominfo yang basis perbuatan sehari-harinya tidak pro-rakyat (tsah).

Perlu disadari sih bahwa rakyat itu ada beberapa kelompok, dan kebutuhan mereka beda-beda. 
untuk mereka yang berada di bantaran kali dan rel kereta api, jelas butuh tempat tinggal. kalau mereka hidup di bawah garis kemiskinan pastinya butuh sembako yang murah, kalau mereka pedagang butuh pasar yang bisa mempertemukan mereka dengan pembelinya. kalau mereka pekerja kantoran mungkin butuh transportasi yang gak telatan serta bisa muat banyak. kalo pekerja digital pastinya butuh internet cepet, butuh kebebasan akses internet ke seluruh dunia, kalau mereka atlet ya butuh wadah, butuh kompetisi yang akhirnya menghasilkan uang agar gizi mereka dan keluarga cukup, kalau mereka penjaga tiket loket candi atau situs sejarah lainnya, berikan pendapatan yang sepadan karena mereka sudah menjaga aset bangsa. kalau mereka adalah orang kaya banget, berikan keamanan hidup agar tidak di usilin atau dirampas hartanya.

mayoritas hal di atas belum terpenuhi. Indonesia gede pula, bukan cuma Senayan doang.
Sepertinya keinginan gw untuk berada di dalam satu posisi tatanan negara kembali muncul.
dan gw berharap tidak menjadi pegawai negara yang tadinya gw benci. mungkin di pemerintahan yang baru ini orang-orang yang dapat berpikir jauh serta memiliki ide-ide segar tentang negara dapat diterima dan dihargai dengan layak sehingga hidup gw bisa bermanfaat secara nyata.

Wednesday, July 16, 2014

Something From Gamila Arief

Sebagai intro gw hanya mau jujur kalo dulu gw mengira perempuan Indonesia satu ini ga bisa-bisa banget nyanyi. Karena ini ramadhan ya tak apa lah ya kejujuran gw itu jadi awalan cerita tentang CD dengan satu lagu berdurasi tiga menit lima puluh enam detik ini.

CD ini tiba kemarin sore dibawa oleh anak ibu kos yang masih kecil. Tanpa mengetuk pintu, tangan kecilnya mengayun-ayun lewat lubang jendela melempar map coklat ke dalam kamar. Dia kira gw ga ada di kost. Gw mendapatkan CD ini karena dihadiahi oleh yang-empunya karya karena iseng jawab pertanyaan via jejaring sosial twitter.

Gw punya ekspektasi sendiri setelah melihat case CD tersebut. Setelah ekspektasi itu udah tergambarkan di angan-angan, ditengah suhu Daerah Istimewa Yogyakarta yang sungguh mellow pula, gw memberanikan diri mendengarkan lagunya. Lagu orang yang gw ga yakin dia bisa nyanyi bagus xD

---

Aduh ternyata.
Lagunya bagus.
Gw ga akan mirip-miripin lagu ini dengan musisi lain sih, tapi yang pasti gw suka dengan lagunya. Mungkin agak gak objektif karena gw sendiri suka lagu-lagu yang dinyanyikan oleh seorang perempuan. Tapi lagunya ini bagus sungguh (diulang-ulang terus). Lagunya sesuai dengan yang gw harapkan setelah melihat cover CDnya. 



unicorn ?
untuk yang belum lihat covernya, jadi gambarnya adalah kristal-kristal yang sering ada di lampu-lampu ruang tamu gitu. glam-elegan menyenangkan gitu deh pokoknya kalo dicocokin dengan lagunya itu. 

Bukannya mengkotakkan genre myuzik, untuk bayangan aja lagu "Something From My Youth" ini nuansanya jazz-pop nan nelangsa namun tetap membuat nafas tetap teratur. Lagunya terdiri dari beberapa part yang asik-asik. Part favorit gw adalah ketika lagunya tiba-tiba jadi minor dan menuju ending yang ciamik dan para backing vocal menyanyikan part "...ulalalalala.." dan sang penyanyi utama menyanyikan lirik yang pokoknya ada lirik "..rainbow..."-nya. Karena listening bahasa inggris gw kurang membanggakan, gw berharap nanti si pemilik lagu bisa menyiarkan liriknya via apapun itu.

Dari liriknya sepertinya sang penyanyi sedang bercerita tentang dirinya, yang ia lakukan di masa mudanya kini atau dulu (?). 

Mungkin nanti ada lagu berikutnya. akan ditunggu, wahai yang ternyata merdu. 



paraf mbaknya...


Sunday, July 13, 2014

begitu begitu sangat

Mungkin ungkapan yang diutarakan adek kelas gw kemarin yang baru saja diselesaikan hubungan cintanya sangatlah tepat. terlalu tepat setelah lama gw mencari istilah yang pas untuk menggambarkan sebuah rasa-sakit-di-dada-karena-adanya-pelanggaran-harapan.

mungkin kamu yang kebetulan membaca post ini pun pernah merasakan hal yang sama, rasa di mana adanya hal yang dicabut paksa secara tiba-tiba ketika kamu menggenggam sesuatu ditelapak tangan. Mungkin itu juga mengapa adik kita menangis ketika mainannya direbut.

mengutip dari film 'My Girls', adik kelas gw tadi mengungkapkan bahwa kemarin dadanya sakit hingga terisak dan air matanya mengalir di sofa makanan cepat saji sambil menghapus foto mantannya, bahwa sakitnya seperti menelan tulang ayam. Setelah ia mengatakan itu dan... ya begitu memang rasanya. Sakit yang berkelanjutan dan perih yang tidak bisa diungkapkan dan tidak bisa dimengerti oleh mereka yang tidak pernah sakit hatinya. maksudnya, sangat sakit hatinya.

Wednesday, July 2, 2014

Kepada Masnya, Calon Suami Talitha Marcia Farid.

Hai mas, apa kabarnya ? baik-baik saja bukan..
Saya temannya Tata, iya Talitha Marcia itu. Dia teman SMA saya. Dulu rumahnya sering jadi tempat latihan paduan suara. soto buatan mamahnya enak. Makanya anak-anak terutama yang doyan makan pastinya betah kalau latihan dirumahnya.
Kalau dibilang deket sih ga terlalu mas, saya dengan Tata. Tapi karena kami agak sering bertukar cerita hidup jadi ya mungkin bisa juga dibilang deket. Dulu sih deketnya karena kami tergabung di paduan suara SMA. Terus saya juga sering pesan sepatu lukis buat kado teman-teman dekat saya. di sepatu-sepatu itu juga ada cerita-cerita menarik yang juga kadang cuma saya dan Tata yang tahu. Saya cerita biar saya boleh bayarnya nyicil sih waktu itu :p

Jadinya tanggal berapa nih mas ?. Nikahannya di mana ? btw Tata itu punya resepsi nikahan impian lho mas. Tata pernah cerita belum ? ya Tata memang kadang agak malu kalau cerita-cerita macam negeri dongeng gitu, kecuali kalau dipancing-pancing baru keluar.

Tata pengen banget nikahan di altar gitu... iya iya saya tau kalian muslim.. tapi namanya impian terpendam kan boleh aja mas, anak FSRD mah bebas hehehe. saya lanjutin ya.. Jadi di altar gitu, terus pake gaun panjang terurai warna putih. detailnya mungkin bisa tanya Tata langsung sebagai pemilik impian.

Saya ga bisa kasih banyak masukan untuk masnya sebagai calon, karena ya saya memang kurang dekat dengan Tata, apalagi domisili kita berjauhan. yang menghubungkan kita cuma jejaring sosial, terkadang lewat pesan singkat di ponsel. yang pasti, masnya adalah yang beruntung jika akhirnya nanti bisa bertukar cincin dengan Tata, terlebih lagi bisa menimang buah hati dari rahimnya. Tata mengaku tak ada tujuan kesana kini dalam hidupnya. Jika kini ternyata semua berubah, berarti masnya lah yang menjadi penyebabnya.

Saya tapi ga tau tipe suami idaman Tata, yang pastinya tidak muluk-muluk kok. cukup sayang seperlunya dan cinta sepenuhnya. Cuma itu sih yang Tata mau dari lelaki yang akan mendampinginya. Karena kekayaan bisa di cari namun rasa nyaman hadirnya dari diri, apalagi ketampanan. siapapun akan rupawan jika bisa membahagiakan.

bahagia, nyaman memanglah luas. namun tergantung referensi masnya. kalau masnya punya faham akan tentang bahagia versi FTV, maka masnya mungkin akan sering dapat rengutan di dahi dari Tata. perluaslah referensi bahagiamu. bisa dipelajari dari kehidupan sekitar yang penuh lesung pipit. Bahagia juga bisa sambil beragama kok mas, dan bahagia tidak harus menutup kepala dengan kain panjang. memang terlalu banyak definisi bahagia, namun tentunya banyak-banyak bahagia tidaklah pantas jika tidak bersyukur.

kini Tata umurnya kian bertambah mas, mungkin semakin bertambah pula frekuensi pertanyaan akan jodoh dan pernikahan di akhir bulan Juli nanti. saya cuma bisa ngomong itu tadi. semoga berguna untuk masnya. saya tunggu tanggal mainnya.

Tuesday, July 1, 2014

Harga Juang

Kalau sedang beruntung, bisa ditemui seorang bapak-bapak yang masih bugar dengan umur mungkin sudah menginjak kepala lima, sedang berjalan megal-megol di sekitaran Grha Sabha Pramana (GSP). Tadi sore saya memberanikan diri menyapa dengan tekad mencari tahu siapa sebenarnya dia. Terlihat sekilas, doi adalah mantan atlet, mungkin atletik karena bentuk tubuhnya masih bagus dan tidak begitu buncit.

Tanpa berkenalan saya mencoba memulai obrolan, namun karena sudah lewat 6 jam dari waktu obrolan saya dengan bapak tersebut, ada beberapa part yang adalah prakiraan namun maksudnya tetap sama... di sini saya aktif terus bertanya agar tidak awkward ~

D : Derry
B : Bapak

--
D : Bapaknya atletik pak ?
B : ya dulu..
D : Apa pak ? jalan cepat pa ?
B : iya jalan cepat 
D : Cabang lain ikut juga pa ?
B : ndak, spesialis.. kalo marathon ya marathon tidak bisa ikut jalan cepat.. sprint juga.. semua sudah ada jalannya sendiri-sendiri..
D : bapak wakili Jogja berarti ?
B : iya..
D : Paling tinggi apa pak ?
B : dulu emas saya..
D : Kejurnas ?
B : Iya.. Asian juga pernah.. Asia Pasifik.. pernah. Dulu emas tahun '84 pernah 86.. 88.. terakhir 90..
kalo yang Kejuaraan Asia itu di Singapur.. jalan cepat keliling singapur, 20 kilo.. .. saya rekornas sekali di Jakarta waktu itu..
D : berapa pak waktunya itu ?
B : 45 menit sekian, sebelumnya 46 menit.. 20 kilo..
D : lawannya yang kuat dari mana pak kalo dari luar negeri ?
B : Malaysia itu yang paling kuat..
D : Thailand ?
B : Thailand ga bagus..
D : Jepang pak ?
B : Jepang itu ngga bagus, kalo sprint mereka bagus.. jalan cepat ngga..
D : Kalau nasional yang bagus dari mana pak ?
B : Lampung itu bagus.. lalu Jogja sama (saya lupa nama kota-nya).... kalau kejuaraan sirkuit itu pokoknya yang dateng itu pasti dari Kalimantan timur, tengah, Jogja, Jatim... ya itu-itu aja. kalo Kejurnas baru tambahan dari Maluku sama Papua...
D : Papua bagus juga pak ?
B :  dari Papua itu kebanyakan kena malaria jadi ga kuat kalo jalan cepat, Papua bagus kalau lempar lembing, martil.. tolak peluru...
D : Bapak ga ngelatih pak ?
B : endak, sudah ada orang yang ngelatih..
D : Dulu pernah ditawarin tinggal di Jakarta pak ?
B : endak.. dulu saya tinggal di Jakarta 8 bulan.. Pelatnas. kalau latihan di Parkir timur situ.. latihannya keras, yang melatih Pak Asro itu di pegawai Pertamina.. keras orangnya. Marathon juga dia yang pegang. Ya latihannya keliling Parkir Timur itu sambil ditungguin. Bangun pagi jam tujuh latihan sampai jam 10. paling ngga dua jam setiap latihan.. programnya ada kecepatan atau jarak jauh... 
D : .. hooo...
B : tapi Jakarta itu bising.. dulu aja nyaris ditabrak mobil. pernah itu pas lagi latihan
D : ..hooo...
B : Kalau sudah punya anak gitu susah, banyak pikiran.. tidak fokus lagi..
D : Terakhir main kapan pak ?
B : Saya menikah itu tahun 1996 terakhir itu kira-kira 1994.. sudah bosan keluar negeri.. tapi kalau sekarang ikut kejuaraan saya masih berani, masih bisa menang saya.
D : ...hooo...
B : Tapi malas juga, kalau ke Jakarta.. biaya sendiri tapi maju atas nama Jogja... paling ngga ke Jakarta itu habis 3 juta mas.. Jogja itu kurang kalau masalah begini. Dulu uang saku dari Jogja itu 100.000 kalau daerah lain udah 2 juta. malu kalau dibandingin daerah lain. Kalau juara cuman dapet medali.. kebanggaannya kalau di atas podium aja rame-rame.. kalau udah turun podium udah selesai ga ada apa-apa lagi..

(selanjutnya saya sok-sok tanya tentang teknik jalan cepat)

....

setelah itu sang bapak-bapak pulang memakai celana jeans pendeknya dan pulang dengan motor bebek.

tadi adalah potret dari kehidupan mantan atlet di Indonesia. namun sepertinya bapak itu cukup beruntung karena terlihat hidup dengan berkecukupan.

ada banyak lagi yang kurang beruntung dengan kekayaan terbatas pada kejayaan masa lalu yang tergantung rapi di rumah mereka. Yang ada hanya cerita-cerita manis yang sering dimuati di surat kabar. Namun tidak ada kejelasan dalam hidup para mantan atlet yang tidak memiliki jenjang karir dalam pekerjaan mereka.

Pilpres tahun ini menaruh harapan besar untuk mereka atlet dan mantan atlet di Indonesia. Siapapun yang terpilih semoga dapat mendengar suara mereka dan menghargai perjuangan mereka untuk negeri ini.