kita mulai sang penantang Meiji Poporon.
Meiji Poporon diproduksi oleh PT Ceres Meiji Indotama di Karawang dalam lisensi Meiji Jepang. Meiji merupakan perusahaan yang besar di Jepang karena membawahi banyak anak pabrik dari hulu ke hilir. Dengan packaging yang ceria penuh warna, Meiji Poporon menentukan targetnya berupa manusia muda berwarna senang berkumpul dan bermain. walau sekilas seperti anak-anak namun bungkus Meiji Poporon yang ciamik ini cukup luas targetnya dari anak-anak hingga orang dewasa.
Meiji Poporon dengan produk yang menarik dan packaging yang asik cukup menjadi saingan yang berat bagi Walens Choco Soes di seberang sana.
Walens Choco Soes diproduksi oleh Nissin, perusahaan makanan yang juga dari Jepang yang sudah lebih dulu menginvasi warung-warung di Indonesia dengan wafer bergambar geng sepeda. Walens Choco Soes diproduksi di Semarang oleh Nissin Biscuit Indonesia. Belum diketahui oleh penulis, apakah ada hubungan antara Nissin Biscuit Indonesia dan Nissin Foods Holding.
Walens Choco Shoes memiliki packaging yang lebih umum dan konservatif selayaknya brand lawas Indonesia lainnya yang mempertahankan satu trademark yang mungkin tidak akan diubah.
selain tampil dengan kemasan di atas, Walens Choco Soes juga mengeluarkan versi mininya, tanpa wadah plastiknya. untuk di supermarket Walens juga tersedia di dalam kotak kaleng besar.
dari ceritaperut.blogspot.com |
Persaingan keduanya cukup ketat, Poporon hadir dengan kemasan yang penuh warna keceriaan dan dinamis untuk menarik pembeli ditambah lagi aksen Jepang yang membuat makanan ringan ini semakin cute. sedangkan Walens datang dengan latar belakang dan sejarah Nissin yang sudah menusantara. Walens datang dengan sifat bahwa yang lama bertahan berarti sudah teruji kualitas dan rasanya.
Masalah harga mereka sangat bersaing dan terus berubah-ubah. dulu Walens ketika tanpa saingan sempat menyentuh harga 7900 rupiah, kini dengan adanya Poporon, Walens terus mencari posisi dengan harga Poporon. Poporon sempat sentuh harga 8000an dan Walens selalu dibawahnya sedikit.
Dengan harga yang mahal sebenarnya itu menjadi posisi tawar tersendiri bagi Poporon untuk menjadi makanan ringan soes yang "lebih". Walens sendiri memiliki strategi sendiri yakni dengan membuat varian rasa Blueberry yang mana Poporon tidak miliki.
Rasanya Gimana Der ?
secara rasa Walens dan Poporon memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing yang mana itu kembali kepada pembeli, soes model manakah yang disukai.
dimulai dari Poporon. Poporon memiliki soes yang bersih licin, warna soesnya keemasan memanggil untuk disantap ketika membuka bungkusnya. Coklat soesnya rapi ada di dalam soesnya sehingga tidak mengotori tangan ketika memakannya.
Berbeda dengan Walens, Walens memiliki isi yang cukup tebal ketimbang Poporon. Isi dari Walens terkadang mengotori soes yang lain karena keluar dari lubangnya sehingga terkadang cokelatnya mengotori tangan. Walens memiliki warna lebih gelap ketimbang Poporon dan Walens lebih basah / berminyak ketimbang Poporon.
Soal rasa keduanya enak (ya iya lah) namun preferensi ada dalam mood, ingin yang isinya tebal tinggal ambil Walens ingin yang kriuk dengan cokelat yang tidak terlalu banyak silahkan ambil Poporon.