ESSAY : FROM ZERO TO HERO
Ketika Cemooh dan Kesuksesan Datang
Nama saya A***** ********sari.Saya terlahir dari keluarga yang harmonis dan cinta damai walau kadang sering ada konflik.Saya lahir di Kota Balikpapan pada tanggal 29 Februari 1992.Sedari kecil,saya hobi sekali dengan menggambar.Saya sempat bercita-cita ingin menjadi seorang arsitektur.Waktu saya masih di taman kanak-kanak,saya termasuk anak yang paling suka menggambar.Setiap ada pelajaran menggambar,saya selalu paling semanga.Saking semangatnya saya menggambar,saya sampai mencoret dinding di kelas menggambar saya tersebut.Agak sedikit geli saja kalau saya mengingatnya.
Beranjak SD,saya semakin mencintai dunia menggambar.Akan tetapi,saya memiliki satu penyakit yang paling saya benci dan itu susah sekali dihilangkan,yakni malu menunjukkan kemampuan.Orang tua saya sering menyuruh saya ikut lomba tetapi saya takut.Saya belum pernah yang namanya harus bersaing dengan orang lain yang jauh lebih hebat dari saya.Selama ini saya hanya berani menggambar “diam-diam”.Saya tidak pernah memperlihatkan hasil karya saya tersebut kepada orang lain.Dan hingga suatu hari,ada salah satu teman saya di bangku kelas 6 SD yang melihat salah satu gambar design rumah yang saya buat di HVS.Teman saya tersebut meinta saya untuk menggambarkan gambar yang sama untuknya.Pada saat saya memberikan gambar itu kepadanya,dia mengajak saya untuk lomba.Akan tetapi,saya takut.Saya tidak percaya diri.Teman saya tetap memaksa dan berkata, “Hadiahnya lumayan,**s”.Akhirnya saya pun mencobanya dan alhamdulillah saya menyandang juara III.Anda mau tahu apa hadiahnya?Mie goreng Indomie masih dalam bungkusan (jauh dari angan-angan saya).
Lulus SD beranjak SMP,saya jadi rajin ikut lomba-lomba yang berkaitan dengan menggambar dan melukis.Dan karena itulah,saya merubah cita-cita saya menjadi seorang pelukis.Saya mulai rajin mencari tahu tentang apa itu melukis.Saya jadi sering datang ke pameran-pameran lukisan.Saya juga mencoba untuk sedikit meniru lukisan-lukisan tersebut.Hingga akhirnya,saya bisa dan mencoba untuk ikut lomba dan berjualan lukisan.
Tamat dari jenjang SMP,saya melanjutkan sekolah di SMA Taruna Nusantara.Sebenarnya saya adalah murid cadangan tetapi alhamdulillah saya ditarik kembali untuk menjadi siswa di sana.Selama di TN,minat melukis saya agak berkurang.Saya tidak punya media karena memang saya lebih fokus di kegiatan sekola dibanding melukis.Karena kekurangan media itulah saya berlatih ke laptop.Saya mencoba aplikasi Adobe Photosop.Saya mulai iseng mengedit-edit foto.Dan dari situlah,saya mulai tertarik dengan “photo editing”.Saya pun akhirnya berniat untuk memperdalam dan mulai belajar dengan teman-teman saya yang lebih ahli.Hanya saja,mereka sedikit meremehkan saya.mereka bilang kalau saya tidak jagolah.Mereka bilang kalau saya tidak pantas belajar Adobe Photosoplah.Saya hanya bisa bersabar hingga akhirnya saya mau tidak mau harus belajar sendiri.Alhamdulillah ada salah satu teman saya yang tertarik dengan hasil editan saya ketika teman saya itu melihat salah satu foto editan saya di laptop.Dia meminta saya untuk mengedit fotonya dan menyebarkan ke teman saya lainnya yang ingin fotonya diedit oleh saya.Lumayan banyak.Dan dari situlah saya sangat ingin menjadi ‘photo editor”.
Di samping saya mempelajari dan mengembangkan “photo editing”,saya juga memperdalam “design graphis” dengan aplikasi Corel Draw.Awalnya saya memang tidak bisa tetapi saya belajar terus dan belajar mulai dari membaca buku tentang Corel Draw hingga akhirnya saya mencobanya dan terus mencoba.Berlatih sendiri dengan dukungan salah satu sahabat saya.Alhamdulillah saya bisa menguasainya dan menerapkannya di setiap saya ingin membuat design kaos untuk diri saya sendiri.
Karena keahlian saya dalam “photo editing” dan “design graphis”,munculah dalam kepala saya untuk melanjutkan studi di ITB Fakultas Seni Rupa dan Design.Orang tua saya sangat tidak setuju dan menganjurkan saya untuk mencari studi lanjut yang lebih bagus dengan alasan lingkungan Kota Bandung kurang menjamin dan prospek kerjanya pun susah.Padahal saya sudah membeli formulir untuk daftar ITB.Saya sedikit kecewa namun ada secercah cahaya yang muncul dalam benak saya,Komunikasi UGM.Dari situ saya berpikir,orang tua saya pasti sangat setuju apabila saya melanjutkan ke UGM walau ibu saya lebih menginginkan saya masuk ke FKG UGM.Apalagi UGM lumayan dekat dengan Magelang dan saya juga punya rumah di Jogja.Dan yang lebih penting adalah di Komunikasi UGM,ada bidang advertising di sana.
Setelah melauli tes yang berliku-liku,akhirnya saya pun diterima di Komunikasi UGM melalui jalur PBS.Saya berharap saya bisa membahagiakan kedua orang tua saya dan menjadi seorang “photo editor” sejati melalu bimbingan dosen dan senior-senior yang lebih ahli di Komunikasi UGM.Inilah secercah harapan dari saya yang belum sempat terwujud namun akan terwujud tahun ini di UGM.